Jumat, 04 April 2014

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bidan merupakan salah satu profesi tertua sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi  dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat  sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi  semangat, membesarkan hati,mendampingi, serta menolong ibu yang  melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan sebagai  pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja  berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar  praktik  pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
 Dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang merupakan salah satu dari praktik kebidanan tentunya seorang bidan memiliki hak dan kewajiban.  Dalam hal ini asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara
a. Bertahap dan sistematis
b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.
Dua hal dasar yang harus dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan profesi dengan apa yang semestinya didapatkan dari pengembanan tugas secara maksimal. Memperoleh perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu hak bidan yang mempertahankan kredibilitasnya dibidang hukum serta menyangkut aspek legal atas dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun daerah. 












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Manajemen Pelayanan Kebidanan Definisi Operasional
1.      Pengertian
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yangdigunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secarasistematis mulai dari pengkajian, analisis data didagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Menurut Buku 50 Tahun IBI 2007.
Menurut Depkes RI 2005 Manajemen Kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Helen Varney (1997)Manajemen kebidanan adalah proses pemecahanmasalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dantindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
Proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak ,kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Langkah-langkah dalam manajemen pelayanan kebidanan
Langkah I , Pengumpulan Data Dasar yaitu Pegumpulan informasi yang akurat danlengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Anamnesa 
a.       Biodata ( Nama, umur, alamat, pekerjaan, agama, pendidikan )
b.       Riwayat Menstruasi (menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya darahyang keluar, aliran darah yang keluar, mentruasi terakhir, adakah dismenorhe, gangguan sewaktu menstruasi (metrorhagia, menoraghi), gejala premenstrual )
c.       Riwayat perkawinan ( kawin brp kali, usia kawin pertama kali )
d.      Riwayat Kesehatan ( Gambaran penyakit lalu, riwayat penyakit keluarga,riwayat kehamilan sekarang )
e.       Riwayat Kehamilan, Persalinan & Nifas
o   Jumlah kehamilan dan kelahiran : G (gravid), P (para), A (abortus), H (hidup).
o   Riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanyamelahirkan, cara melahirkan.
o   Masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan, missal : preeklampsi, infeksi, dll)
f.       Bio-psiko-sosial spiritual
g.      Pengetahuan Klien 
h.      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital 
i.        Pemeriksaan khusus ( Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi ) 
j.         Pemeriksaan penunjang ( Laboratorium, catatan terbaru dan sebelumnya )
Langkah II , Interpretasi Data Dasar 
Dengan melakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi Standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Standar Nomenklatur Diagnosa Kebidanan :
• Diakui dan telah disyahkan oleh profesi
• Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
• Memiliki ciri khas kebidanan
• Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan
• Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
Langkah III, Mengidentifkasi Diagnosa atau Masalah Potensial.
Langkah ini berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah  potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi. Merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis.
Langkah IV, Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan lain berdasarkan kondisi Klien.
Langkah V , Merencanakan Asuhan yang  Menyeluruh Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
Langkah VI , Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.  Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Langkah VII , Evaluasi.
Evaluasi ke efektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi : pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
2.      Tujuan SOP :
·         Agar petugas menjaga konsistensi pada  tingkat kinerja tertentu
·         Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
·         Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait
·         Melindungi organisasi dan staf dari malpraktik atau kesalahan administrasi
·         Menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan dan inefisiensi

3.      Fungsi SOP :
·         Memperlancar tugas petugas/tim
·         Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan
·         Mengetahui dengan mudah hambatan-hamabatan
·         Mengarahkan petugas untuk disiplin
·         Sebagai pedoman

4.      Tujuan Operasional suatu manajemen harus mengandung unsur-unsur:
o   WHAT : Kegiatan apa yang akan dikerjakan harus jelas.
o   WHO : Sasarannya harus jelas, siapa yang akan mengerjakan, beberapa yang ingin dicapai.
o   WHEN : Kejelasan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
o   ·         HOW : Prosedur kerjanya ( SOP ) jelas, sesuai dengan SPK            ( Standar Pelayanan Kebidanan ).
o   WHY : Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas.
o   WHERE : Kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.
o   Jika perlu ditambah dengan : WHICH : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut ( lintas sektor walaupun lintas program yang terkait ).
5.      Langkah-Langkah dalam Manajemen Kebidanan
a.       P1 ( PERENCANAAN )
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( landasan dasar ).
Contoh :
-          Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.
-          Rencana Pelatihan untuk kader, nakes
b.      P2 ( PENGORGANISASIAN )
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan.
Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan atau sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan.
 Contoh : P2 (Pelaksanaan )
-          Puskesmas
-          Puskesmas Pembantu
-          Polindes dan Pembantu
-          Balai Desa
c.        P3 ( PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN )
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan iklim kerja sama di antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah di sepakati.
 Contoh
-          Pencatatan dan pelaporan ( SP2TP )
-          Supervisi
-          Stratifikasi Puskesmas
-          Survey

6.      Perencanaan dalam Pelayanan
Seorang Bidan haruslah berfikir logikatik, anallitis, sistematik,teruji secara empiris, memenuhi sifat pengetahuan umum yaitu : objektif, umum dan memiliki metode ilmiah. Penerapan di dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan.
a.       INPUT, Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanankesehatan.
 (Tenaga, Dana, Sarana).
·         Man : Tenaga yang di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan yang kompeten
·         Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program
·         Material : Bakau atau materi ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan
·         Metode : Cara yang di pergunakan dalam bekerja atau prosedur kerja
·         Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
·         Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program

b.      PROSES, Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan pelayanan kesehatan.  Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. Meliputi Manajemen Operasional dan Manajemen asuhan.
·         Perencanaan ( P1 )
·         Pengorganisasian ( P2 )
·         Penggerakan dan pelaksanaan,Pengawasan dan Pengendalian ( P3)

Aspek : Tindakan medis dan tindakan Non medis
c.       OUTPUT, menunjuk pada penampilan (perfomance) pelayanan kesehatan. Penampilan aspek medis pelayanan kesehatan dan penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan.
Cakupan Kegiatan Program :Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima  layanan kebidanan   ( memerator ), di bandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan.( Denominator )  Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan ( Mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dsb ). Contoh : Untuk BPS : Out – Putnya adalah Kesejahteraan ibu dan janin, Kepuasan Pelanggan, Kepuasan bidan sebagai provider
d.      EFFECT
 Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan yang ada di sekitarnya ( Posyandu, BPS, Puskesmas dsb ) yang tersedia.
e.       OUT – COME ( IMPACT )
 Di pergunakan untuk menilai perubahan atau dampak ( impact ) suatu program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan masyarakat







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yangdigunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secarasistematis mulai dari pengkajian, analisis data didagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Menurut Buku 50 Tahun IBI 2007.
Tujuan SOP :
·         Agar petugas menjaga konsistensi pada  tingkat kinerja tertentu
·         Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
·         Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait
·         Melindungi organisasi dan staf dari malpraktik atau kesalahan administrasi
·         Menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan dan inefisiensi
Fungsi SOP :
·         Memperlancar tugas petugas/tim
·         Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan
·         Mengetahui dengan mudah hambatan-hamabatan
·         Mengarahkan petugas untuk disiplin
·         Sebagai pedoman









DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar