BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehamilan merupakan
hasil konsepsi anatar ovum dengan sperma yang telah matang dan mengalami
perkembangan. Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280
hari sampai 300 hari. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, triwulan pertama
0-12 minggu, triwulan kedua 12-28 minggu, dan triwulan ketiga 28-40 minggu
(Saifuddin, 2007).
Tidak semua kehamilan
berlangsung dengan normal dan sehat. Dari sekian banyak wanita hamil ada
beberapa yang mengalami ketidaknormalan/kelainan selama kehamilan misalnya
kelainan bentuk tubuh, dan lain-lain (Saifuddin, 2007).
Selaput amnion merupakan
jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat. Bagian dalam selaput yang
berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboitd yang asalnya ectoderm.
Lapisan dalam amnion merupakan mikrovili yang berfungsi mentransfer cairan
dan metabolic.
Sejak awal kehamilan cairan
amnion telah dibentuk. Cairan amnion merupakan bantalan dan pelindung untuk
proteksi sekaligus menunjang pertumbuhan. Cairan amnion mengandung banyak sel
janin (lanugo, verniks kaseosa). Fungsi cairan amnion yang juga penting ialah
menghambat bakteri karena mengandung zat seperti fosfat dan zeng.
Kelainan air ketuban adalah
suatu keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak atau sedikit dari
normal.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
tentang Kelainan Air Ketuban?
2.
Bagaimana
tentang Kehamilan Kembar?
C.
Tujuan
1.
Mengerti dan
Memahami tentang kelainan air ketuban
2.
Mengerti dan
Memahami tentang kehamilan ganda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kelainan Air
Ketuban
Air ketuban berfungsi antara lain untuk:
· Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.
· Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat
menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah
ibu ke janin.
· Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk
sementara.
· Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin,
sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar berkembang
dengan baik
· Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar
janin.
Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin
dan rahim terhadap kemungkinan infeksi.
·
Pada waktu
persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim,
sehingga leher rahim membuka.
·
Dan saat
kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan
jalan lahir.
Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi
kelainan yang dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan
kromosom.
1.
KPSW (Ketuban
Pecah Sebelum Waktunya)
a.
Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai
pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapt terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD
sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi
lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan (Buku askeb 4:230).
b.
Etiologi
Menjelang usia kehamilan cukup bulan kelemahan fokal
terjadi pada selaput janin diatas serviks internal yang memicu robekan dilokasi
ini. Jadinya Beberapa proses patologis (termasuk perdarahan dan infeksi) dapat
menyebabkan terjadinya KPD (Buku askeb 4:230)
c.
Patofisologis
KPSW biasanya terjadi karna berkurangnya kekuatan membran atau penambahan
tekanan intra uterin ataupun sebaliknya. Kemungkinan tekanan intra uterin
yang kuat adalah penyebab independen dari KPSW dan selaput ketuban yang tidak kuat
akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi akan mudah pecah dengan
mengeluarkan air ketuban.
Menurut Taylor, dkk terjadinya KPSW ternyata ada hubungannya dengan hal-hal
berikut : Adanya hipermotilitas rahim
yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah. Selaput ketuban selalu tipis
(kelainan ketuban), Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis) Faktor-faktor
lain yang merupakan predisposisi, disproporsi, serviks incompeten. KPSW
artifisial (amniotomi), damana ketuban dipecahkan terlalu dini, Hidromion,
Hamil ganda, Letak lintang, Letak sungsang, Letak sungsang, Vitamin c
rendah.
d.
Tanda dan Gejala
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban
merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau
amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat
dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena
terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala
janin yang sudah terletak dibawah biasanya mengganjal atau menymbat kebocoran
untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung
janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Buku askeb
4:231).
Air
ketuban mengalir keluar, hingga rahim lebih kecil dari sesuai dengan tuanya
kehamilan konsistensinya lebih keras. Biasanya terjadi persalinan
Cairan : hydroohoea amniotica.
1)Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau
atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
2)Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
3)Janin mudah diraba
4)Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban tidak ada, air
ketuban kering
5)Inspekulo : tanpa air ketuban mengalir atau selaput ketuban
tidak ada dan air ketuban sudah kering.
Gejala dan tanda
selalu ada
|
Gejala dan tanda
kadang-kadang ada
|
§ Keluar cairan ketuban
|
Ketuban pecah
tiba-tiba Cairan tampak di introitus vagina,Tidak ada his dalam 1 jam
|
§ Cairan vagina berbau
§ Demam atau mengigil
§ Nyeri perut
|
>> Riwayat
keluar cairan >> Uterus nyeri ►DJJ cepat >> perdarahan pervaginam
sedikit
|
§ Cairan vagina berbau
§ Tidak ada riwayat ketuban pecah
|
►Gatal
>> keputihan ●
Nyeri perut
►Disuria
|
§ Cairan vagina berdarah
|
>> Nyeri perut
>> Gerak janin
berkurang
>> Perdarahan
banyak
|
§ Cairan berupa darah lendir
|
>> Pembukaan
dan pendataran cerviks
§ ● Ada his
|
e.
Diagnosa
Dengan spekulum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo.
Nilai apakah cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks
posterior. Jangan lakukan pemeriksaaan dalam dengan jari, karena tidak membantu
diagnosis dan dapat mengundang infeksi. Jika mungkin, lakukan ; Test lakmus
(test nitrazin). Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan
adanya cairan ketuban (allkalis). Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan
tes yang positif palsu. Test pakis, dengan meneteskan cairan ketuban pada obyek
gelas dan biarkan kering. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan kristal cairan
amnion dan gambaran daun pakis (Buku askeb 4:231).
f.
Faktor Risiko
Faktor pencetus kejadian ketuban pecah dini harus
diwaspadai jika adanya kehamilan
multiple, riwayat persalinan preterm sebelumnya, Tindakan senggama;
tidak berpengaruh terhadap risiko kecuali jika higine buruk, predisposisi
terhadap infeksi, perdarahan pervaginam, bakteri dengan PH vagina di atas 4,5
serviks tipis, Flora vagina abnormal, kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada
stress psikologis, dsb, dapat menjadi stimulasi persalinan preterm (Buku askeb
4:230).
Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen,
kekurangan tembaga dan asam askorbik yang berakibat pertumbuhan struktur normal
karena antara lain merokok.
g.
Komplikasi
terhadap Ibu dan Janin
Komplikasi pada KPD antara lain dapat menyebabkan
infeksi intra partum (korioamnionitis) ascendens dari vagina ke intrauterine,
persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm, komplikasi pada
ibu mencakup peningkatan kejadian persalinan melalui bedah caesar 9akibat
malpresentasi, Prolaps tali pusat), infeksi intramnion (15-30%) dan
endometritis pasca persalinan, gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia
(sering terjadi pada presentasi bokong atau letak lintang);
Oligohidramnion, bahkan sering partus
kering (dry labor) karena air ketuban habis (Buku askeb 4:230).
Konmplikasi
Yng timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat
terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena
kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesarea atau
gagalnya persalinan normal.
·
1).Infeksi intrapartum (korioamnionitis) ascendens
dari vagina ke intrauterine. Pada ketuban pevah 6 jam, resiko infeksi meningkat
1 kali. Ketuban pecah 24 jam, resiko infeksi meningkat sampai 2 kali lipat
·
2).Persalinan preterm, jika terjadi pada usia
kehamilan preterm
·
3).Prolapsus tali pusat, bisa sampai gawat
janin dan kematian janin akibat hipoksia (sering terjadi pada presentasi bokong
atau letak lintang). Oligohidramnion, bahkan sering partus kering karena air
ketuban habis.
Adapun
pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah :
Prognosis
ibu
§ Infeksi
intrapartal/dalam persalinan Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah
maka bisa menyebabkan sepsis yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya
angka morbiditas dan mortalitas
§ Infeksi
puerperalis/ masa nifas
§ Dry
labour/Partus lama
§ Perdarahan
post partum
§ Meningkatkan
tindakan operatif obstetri (khususnya SC)
§ Morbiditas
dan mortalitas maternal
Prognosis
janin
Prematuritas
Masalah yang
dapat terjadi pada persalinan prematur diantaranya adalah respiratory distress
sindrome, hypothermia, neonatal feeding problem, retinopathy of premturity,
intraventricular hemorrhage, necrotizing enterocolitis, brain disorder (and
risk of cerebral palsy), hyperbilirubinemia, anemia, sepsis.
§ Prolaps
funiculli/ penurunan tali pusat
§ Hipoksia dan
Asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)Mengakibatkan kompresi tali
pusat, prolaps uteri, dry labour/pertus lama, apgar score rendah, ensefalopaty,
cerebral palsy, perdarahan intrakranial, renal failure, respiratory distress.
§ Sindrom
deformitas janin Terjadi akibat oligohidramnion. Diantaranya terjadi hipoplasia
paru, deformitas ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat (PJT)
§ Morbiditas
dan mortalitas perinatal.
h.
Jenis dan
penatalaksanaan KPD
a). KPD saat preterm (<37 mg), Inseidensi 2-4%
dari kehamilan tunggal dan 7-10% dari kehamilan kembar. KPD <32 minggu
tatalaksana mencakup obat antibiotik untuk kultur servikovaginal (+),
pembatasan aktifitas, pemantauan infeksi, pemeriksaan janin secara regular,
Pemeriksaan Ultradonografi (USG) secara teratur per 3-4 minggu, tes lakmus (tes
nitrasin) lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban
(alkalis). KPD 32-24 minggu tatalaksana observasi mencakup pemberian Antibiotik
untuk memperpanjang masa laten pengobatan kortikosteroid antenatal. KPD >34
minggu, penentuan pematangan paru-paru janin (Buku askeb 4:232).
b). KPD saat aterm (>37 minggu), Inseidensi 8-10%
dari kehamilan cukup bulsn, tatalaksana KPD aterm, tidak ada kontraindikasi
terhadap tatalaksana observasi seperti gawat janin, perdarahan pervaginam tanpa
diketahui penyebabnya, proses melahirkan aktif, koriamnionitis. Segera induksi
dengan atau tanpa pematangan serviks (Buku askeb 4:232).
i.
Penatalaksanaan
·
Pastikan
diagnosis
·
Tentukan umur
kehamilan
·
Evaluasi ada
tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin
·
Apakah dalam
keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin
Riwayat keluarnya air
ketuban berupa cairan jernih keluar dari vagina yang kadang-kadang disertai
tanda-tanda lain dari persalinan.
Diagnosis ketuban pecah
dini premaatur dengan inspekulo dilihat adanya cairan ketuban keluar dari kavum
uteri. Pemeriksaan Ph vagina perempuan hamil sekitar 4,5 bila ada cairan
ketuban ph sekitar 7,1-7,3. Antiseptik yang alkalin akan menaikkan ph vagina.
Dengan pemeriksaan
ultrasound adanya ketuban pecah dini dapat dikonfirmasikan dengan adanya
oligohidramnion. Bila air ketuban normal agaknya ketuban pecah dapat diragukan
serviks.
Penderita dengan
kemungkinan ketuban pecah dini harus masuk rumah sakit untuk diperiksa lebih
lanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar, pasien daapat pulang
untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam kala aktif, korioamniositis,
gawat janin, persalinan diterminasi. Bila ketuban pecah dini pada kehamilan
prematur, diperlukan penatalaksanaan yang komprehensif. Secara umum
penatalaksanaan pasien ketuban pecah dini yang tidak dalaam persalinan serta
tidak ada infeksi dan gawat jani, penatalaksanaan bergantung pada usia
kehamilan.
2.
Polihidramnion
a.
Definisi
Polihidramnion/Hidramnion adalah suatu keadaan dimana
jumlah air ketuba jauh lebih banyak dari normal yaitu biasanya > 2000 cc.
Jenis hidramnion ada yang akut dan polihidramnion kronis (Buku askeb 4:233).
Air tuban paling banyak pada minggu ke 38 ialah
sebanyak 1030 cc, pada akhir kehamilan tinggal 790 cc dan terus berkurang
sehingga pada minggu ke 43 hanya 240 cc. Pada akhir kehamilan seluruh air
ketuban diganti dalam 2 jam berhubung adanya produksi dan pengaliran.
Kalau kelebihan 2000 cc maka disebut polihdramnion
atau dengan singkat hidramnion.
Kita mengenal 2 macam hydramnion :
1)
Hidramnion yang
chronis di mana penambahan air tuban perlahan-lahan, berangsur-angsur. Ini
bentuk yang paling umum.
2)
Hidramnion yang
paling akut dimana penambahan air tuban terjadi dalam beberapa hari. Biasanya
terjadi pada kehamilan muda pada bulan ke IV atau V.
Polihydramnion atau disingkat hidramnion
saja didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi 2
liter. Sedangkan secara klinik adalah penumpukan cairan ketuban yang berlebihan
sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien. Sedangkan secara USG jika
amniotic Fluid Index (AFI) >20 atau lebih (Mochtar 1998)
b.
Etiologi
Etiologi dari hidramnion yakni adanya produksi air
ketuban bertambah yang berasal dari epitel amnion namun juga bisa bertambah karena
cairan lain masuk kedalam ruang amnion, pengaliran air ketuban terganggu karena
janin tidak menelan cairan ketuban (Buku askeb 4:233).
Etiologi hidramnion belum jelas.
Secara teori hidramnion bisa terjadi karena :
1)
Produksi air
tuban bertambah : yang diduga menghasilkan air tuban ialah epitel amnion,
tetapi air tuban dapat juga bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan
amnion misalnya air kencing anak atau cairan otak pada anancephalus.
2)
Pengaliran air
tuban terganggu : air tuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang
baru. Salah satu jalan pengaliran ialah ditelan oleh janin, diabssorpsi oleh
usus dan dialirkan ke plasenta, akhirnya masuk ke dalam peredaran darah ibu.
Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak menelan seperti pada atresia
aesophagei, anansephalus atau tumor-tumor plasenta.
Pada
anansephalus dan spina bifida diduga bahwa hidramnion terjadi karena transudasi
cairan dari selaput otak dan selaput sumsum belakaang.
Selain dari pada
itu anak anancephalus tidak menelan dan pertukaran air terganggu karena
pusatnya kurang sempurna hingga anak ini kencing berlebihan.
Pada atresia
oesophagei hidramnion terjadi karena anak tidak menelan. Pada gemeli mungkin
disebabkan karena salah satu janin pada kehamilan satu telur jantungnya lebih
kuat dan karena itu juga menghasilkan banyak air kecing. Mungkin juga karena
luasnya amnion lebih besar pada ke hamilan kembar.
Pada hidramnion
sering diketemukan plasenta yang besar.
Hidramnion
terjadi karena :
1)
produksi air
jernih berlebih,
2)
ada kelainan
pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu hidrocefalus,
atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing kongenital,
3)
ada
sumbatan/penyempitan pada janin sehingga dia tidak bisa menelan air ketuban.
Alhasil volume ketuban meningkat drastis
4)
kehamilan kembar
karena adanya dua janin yang menghasilkan air seni
5)
ada proses
infeksi
6)
ada hambatan
pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut sistem syaraf pusat sehingga fungsi
gerakan menelan mengalami kelumpuhan.
7)
Ibu hamil
mengalami diabetes yang tidak terkontrol
8)
Ketidak cocokam
inkompatibilitas rhesus.
c.
Tanda dan Gejala
Deteksi dini pada ibu yang dicurigai adanya
hidramnion yakni jika ibu memperlihatkan gejala seperti: sesak nafas, edema
labia, vulva dan dinding perut, regangan dinding rahim sendiri menimbulkan
nyeri, palpasi anak sulit, bunyi jantung sulit didengar. (Buku askeb 4:233).
Gejala-gejala disebabkan karena tekanan oleh uterus
yang sangat besar pada alat sekitarnya maka timbullah :
1)
Sesak napas
2)
Odema labia,
vulva dan dinding perut
3)
Regangan dinding
rahim sendiri menimbulkan nyeri.
Gejala-gejala
lebih menonjol pada hidramnion yang akut.
4)
Palpasi anak
sulit
5)
Bunyi jantung
sering tidak terdengar.
Tanda : ukuran uterus
lebih besar dibanding yang seharusnya, identifikasi janin dan bagian janin
melalui pemeriksaan palpasi sulit dilakukan, DJJ sulit terdengar, Ballottement
janin jelas
Gejala : sesak nafas
dan rasa tak nyaman diperut, gangguan pencernaan, edema, varises dan hemoroid,
nyeri abdomen (Hanifa 2005).
d.
Diagnosa
Hidramnion harus dibedakan dari ascites, cytoma
ovarii dan mola hydatidosa. Untuk membantu diagnostik dan untuk mencari
etiologi dibuat foto Rontgen atau ultrasonogram yang dapat memperlihatkan
anencephalus, gemelli dan lain-lain.
1)
Anamnesis
a)
Perut lebih
besar dan terasa lebih berat dari biasa.
b)
Pada yang ringan
keluhan-keluhan subyektif tidak banyak
c)
Pada yang akut
dan pada oembesaran uterus yang cepat maka terdapat keluhan-keluhan yang
disebabkan karena tekanan pada organ terutama pada diafragma, seperti sesak
(dipneu), nyeri ulu hati, dan sianosis.
d)
Nyeri perut
karena tegangnya uterus, mual dan muntah
e)
Edema pada
tungkai, vulva, dinding perut
f)
Pada proses akut
dan perut besar sekali, bisa syok, berkeringat dingin dan sesak.
2)
Inspeksi
a)
Kelihatan perut
sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak, kulit jelas dan
kadang-kadang umbilikus mendatar
b)
Jika akut si ibu
terlihat sesak (dipneu) dan sianosia, serta terlihat payah membawa kandungnya.
3)
Palpasi
a)
Perut tegang dan
nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut vulva dan tungkai.
b)
Fundus uteri
lebih tinggi dari tuanya kehamilan sesungguhnya.
c)
Bagian-bagian
janin sukardikenali karena banyaknya cairan.
d)
Kalau pada letak
kepala, kepala janin bisa diraba, maka ballotement jelas sekali.
e)
Karena bebasnya
janin bergerak dan kepala tidak terfikir, maka dapat terjadi
kesalahan-kesalahan letak janin
4)
Auskultrasi
Denyut
jantung janin tidak terdengar sangat halus sekali
5)
Rontgen foto
abdomen
a)
Nampak bayangan
terselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-kadang banyak janin tidak
jelas.
b)
Foto rontgen
pada hidramnion berguna untuk diagnosa dan untuk menentukan etiologi, seperti
anomali kongenital (anensefali atau gemeli).
6)
Pemeriksaan
dalam selaput ketuban teraba dan menonjol diluar his.
e.
Faktor Risiko
Gemeli atau hamill ganda, hidrops foetalis, diabetes
mellitus, toxemia gravidarum. Untuk menegakkan diagnosa adalah dengan melakukan
anamnesis, inspeksi, palpasi, auskultrasi, rontgen foto abdomen, pemeriksaan
dalam (Buku askeb 4:233).
Hidramnion sering terjadi pada :
1)
Cacat janin
terutama pada anencephalus dan atresia oesophagei.
2)
Kehamilan
kembar.
3)
Beberapa
penyakit seperti diabetes, preeklamsia, eklamsia, erythroblastosis foetalis.
f.
Komplikasi
terhadap Ibu dan Janin
Hidramnion harus diwaspadai dari kemungkinan
komplikasi seperti: solusio plasenta, atonia uteri, perdarahan post partum,
retensio plasenta dan shock (Buku askeb 4:233).
g.
Penatalaksanaan
Bidan
Hidramnion yang ringan tidak memerlukan terapi,
dapat diberi sedativa dan diit pantang garam kalau perlu. Kalau ada dyspnea dan
pasien sukar berjalan sebaiknya di opname.
Di rumah sakit ia diberikan :
1)
Istirahat rebah.
2)
Sedativa.
Kalau pasien sangat
menderita dan kurang tertolong dengan usaha-usaha tersebut di atas dapat
dilakukan punksi selaput janin melalui cervix atau dinding perut.
Cairan hendaknya
dikeluarkan dengan perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya solutio plasenta.
Punksi biasanya disusul dengan persalinan.
3.
Oligohidramnion
a.
Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air
ketuban sangbat sedikit yakni kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.
Insidensi 5-8% dari seluruh kehamilan (Buku askeb 4:232).
Jika air ketuban kurang dari 500 cc disebut
oligohidramnion.
b.
Etiologi
Keadaan
ini kurang baik untuk pertumbuhan janin karena pertumbuhan dapat terganggu oleh
perlekatan anatar kulit janin dan amnion atau karena janin mengalami tekanan
dinding rahim.
Etiologi belum jelas, tetapi
disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya
mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder
lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
Oligohidramnion menyebabkan bayi
tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Anggota gerak tubuh menjadi
abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal disebabkan
karena ruang di dalam rahim sempit. Oligohidramnion juga menyebabkan
terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat
lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Suatu keadaan khas yang terjadi pada
bayi yang baru lahir, di mana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada
digambarkan sebagai fenotip Potter.
Adapun kemungkinan lain penyebab
oligohidramnion seperti :
1) Fetal :
· Kromosom
· Kongenital
· Hambatan
pertumbuhan janin dalam rahim
· Kehamilan
postterm
· Premature
ROM (Rupture of amniotic membranes)
· Pecahnya
ketuban
2) Maternal :
· Dehidrasi
· Insufisiensi
uteroplasental
· Preeklamsia
· Diabetes
· Hypoxia
kronis
· Hipertensi
3) Plasenta
· Solutio
· Transfusi
antar kembar
4) Induksi Obat
:
· Indomethacin
and ACE inhibitors
· Inhibitor
prostaglandin sintase
· Inhibitor
enzim pengubah-angiotensin
c.
Patofisologis
Sindroma
Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan
gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang
sedikit).
Fenotip
Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan
bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim
menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang
di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami
kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion
juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik),
sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada
sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena
kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit
lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam
keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak
adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma
Potter berupa :
- Wajah Potter (kedua mata terpisah
jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang
rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
- Tidak terbentuk air kemih
- Gawat pernafasan,
d.
Diagnosa
Diagnosa dibuat
dengan pemeriksaan USG yaitu dengan mengukur indeks caira ketuban (Amniotic
Fluid Index= AFI). Tetapi secara klinis (dengan pemeriksaan fisik) bisa
diduga dengan : pengukuran tinggi rahim dari luar serta bagian bayi yang mudah
diraba dari luar (didinding perut ibu). Namun hal ini hanya berupa
asumsi/dugaan saja, tetap haris dikonfirmasi dengan USG.
USG juga
bisa melihat anantomi janin untuk melihat kelainan seperti ginjal yang tidak
tumbuh (dengan tidak terlihatnya pipis di kandung kemih janin). Serta untuk
mengetahui adanya gangguan pertumbuhan janin. Pemeriksaan dengan spekulum dapat
dilakukan guna mendeteksi adanya kebocoran air ketuban akibat pecahnya air
ketuban.
e.
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- USG ibu (menunjukkan oligohidramnion
serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)
- Rontgen perut bayi
- Rontgen paru-paru bayi
- Analisa gas darah.
f.
Tanda dan Gejala
1)
Rahim lebih
kecil dari sesuai dengan tuanya kehamilan
2)
Bunyi jantung
anak sudah terdengar sebelum bulan ke-5 dan terdengar dengan jelas.
3)
Pergerakan anak
dirasakan nyeri oleh ibu. Sering berkahir dengan partus prematurus
4) Ibu merasa
nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
5) Persalinan lebih lama dari biasanya.
6) Molding :
uterus mengelilingi janin
7) Janin dapat
diraba dengan mudah
8) Tidak ada
efek pantul pada janin
9) Sewaktu his
akan sakit sekali.
10) Bila ketuban
pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan hamper tidak ada yang keluar.
g.
Faktor Risiko
· .Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).
· Retardasi pertumbuhan intra uterin.
· Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
· Sindrom paska maturitas.
· Penyakit virus
· Insufiensi uteroplacenta
· Meresponi indosin sebagai suatu tokolitik
· Hipoksia janin
· Aspirasi mekonium dan cairan yang bercampur mekonium
· Sindrom premature
h.
Komplikasi
terhadap Ibu dan Janin
· Congenital malformation
· Pulmonary hypoplasia
· Fetal compression syndrome
· Amniotic band syndrome
· Abnormal fetal growth or IUGR
· Decreased fetal blood volume, renal blood flow, and, subsequently, fetal urine
output
· Fetal morbidity
1. Bila terjadi pada permulaan
kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat
terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas
kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
2. Bila terjadi pada kehamilan yang
lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena
tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).
i.
Penatalaksanaan
Bidan
Tindakan
Konservatif :
1. Tirah
baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan
nutrisi.
4.
Pemantauan kesejahteraan janin ( hitung pergerakan janin, NST, Bpp ).
5.
Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion
infusion.
7. Induksi
dan kelahiran
Penatalaksanaan
bergantung pada usia kehamilan,pada kehamilan Pre-term : mengevaluasi dan memonitor keadaan fetal dan maternal agar tetap
dalam kondisi optimal
B.
Kehamilan Ganda
a.
Definisi
Kehamilan
kembar ada dua macam yaitu :
Kehamilan 2 telur atau dizigot: dimana 2 buah sel
telur dibuahi oleh sperma. Kedua sel dapat berasal dari 1 ovarium atau
masing-masing ovarium yang berlainan jenis kelamin tidak sama, persamaan
seperti adik dan kakak, golongan darah bisa berbeda, cap tangan dan kaki tidak
sama, plasenta 2, korion 2, amnion 2 (Buku askeb 4:227).
Kehamilan 1 telur atau monoxigotik: terjadi dari
sebuah sel telur dan sebuah sel mani. Sel telur yang telah dibuahi kemudian
membagi diri dalam 2 bagian yang masing-masing tumbuh menjadi janin selalu sama
jenis kelaminnya, golongan darah sama, cap tangan dan kaki sama, plasenta 1,
korion 1, amnion 2 atau plasenta 1, korion 1, amnion 1 (Buku askeb 4:227).
Pada kehamilan kembar satu telur terdapat
anastomosis antara kedua peredaran darah, sehingga darah kedua janin saling
campur, anastomosis ini mungkin antara arteri dengan arteri, vena dan vena,
atau arteri dan vena. Oleh karena itu, jika jantung salah seorang anak lebih
kuat dari yang lain, jantung ini akan menguasai plasenta dan menjadi besar
sedangkan jantung yang lemah mengalami atrofi sehingga anak ini mati atau
perkembangannya hanya menyerupai segumpal daging yang disebut akardius amorfus.
Anak dengan jantung yang kuat mengakibatkan hidramnion karena pengeluaran air
kencingnya lebih banyak. Berat anak kembar rata-rata kurang dari anak tunggal.
Lamanya kehamilan kembar kira-kiran sekitar 37 minggu (Buku askeb 4:227).
Kembar siam disebabkan pemisahan lambat atau
pemisahan tidak sempurna. Jika kedua punggungnya berhubungan disebut pisopagus,
jika perut berhubungan disebut omfalopagus, dan jika kepalanya berhubungan
disebut kraniopagus (Buku askeb 4:227).
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin
atau lebih. Kehamilan kembar lebih banyak terjadi pada kehamilan
yang berasal dari
fertilisasi in vitro
(bayi tabung) daripada
kehamilan spontan.Prawirohardjo
(1948) melaporkan bahwa diantara 16.288 persalinan terdapat 197 persalinan
gemelli (kembar 2) dan 6 persalinan triplet (kembar 3).
b.
Prevalensi
Kejadian kehamilan kembar terjadi kira-kira 1 di
antara 80 kehamilan tapi perbandingan ini tergantung pada bangsa. Dijepang
misalnya 1 :155. Dibeberapa negara kejadian kehamilan ganda meningkat karena
penggunaan clomiphen ialah semacam obat perangsang ovulasi.
Jika perbandingan kehamilan kembar pada suatu bangsa
1:80 maka perbandingannya untuk kehamilan ganda 3 adalah 1:802 dan
untuk kehamilan ganda 4 adalah 1:803.
Jadi rumus umum untuk perbandingan kehamilan ganda
ialah 1 : Na-1 di mana N adalah perbandingan kehamilan kembar di
antara penduduk dan a adalah jumlah anak anak pada kehamlan ganda.
c.
Etiologi
Janin
kembar dua biasanya terjadi akibat pembuahan dua ovum terpisah –kembar dizigot
atau fraternal. Meskipun lebih jarag, kembar dua dapat berasal dari satu ovum
yang dibuahi yang kemudian terbelah kembar monozigot atau identik. Kedua proses
ini dapat terjadi pada kehamilan dengan jumlah janin lebih banyak. Kuadruplet
sebagai contoh dapat berasal dari satu sampai empat ovum.
d.
Klasifikasi
Kehamilan
kembar ada 2 macam :
1)
Kehamilan kembar
2 telur, kehamilan kembar dizygotik, kehamilan kembar fraternal : 2 buah sel
telur dihamilkan oleh 2 buah sel mani. Kedua sel telur dapat berasal dari 1
ovarium atau masing-masing dari ovarium yang berlainan.
2)
Kehamilan kembar
1 telur, kehamilan kembar monozygotik atau kehamilan kembar identik : yang
terjadi dari sebuah sel telur dan sebuah sel mani. Sel telur yang telah
dihamilkan itu, kemudian membagi diri dalam 2 bagian yang masing-masing tumbuh
menjadi anak.
Kehamilan kembar 2
telur lebih sering diketemukan dari pada kehamilan kembar 1 telur.
Frekuensi kehamilan 2
telur dipengaruhi oleh bangsa, keturunan paritas dan umur ibu.
Makin tua umur ibu dan
makin tinggi paritasnya makin besar kemungkinan anaknya kembar.
Sebaliknya kehamilan
kembar 1 telur tidak dipengaruhi oleh bangsa, keturunan, paritas dan umur tapi
oleh faktor lingkungan, faktor-faktor yang memperlambat pertumbuhan, misalnya
karena nidasi terlambat atau kekurangan zat asam.
Kehamilan ganda 3 dapat
terjadi dari 1,2 atau 3 buah sel telur.
Anatomi plasenta dan
selaput janin pada kehamilan kembar : pada kehamilan kembar 2 telur selalu ada
2 chorion dan 2 amnion dan placenta 2 buah, tapi kadang-kadang kedua placenta
bersatu karena pinggir-pinggirnya bertemu waktu tumbuh.
Kehamilan kembar 1
telur biasanya mempunyai 1 chorion dan 2 amnion dan 1 placenta. Kadang-kadang
terdapat 1 vhorion dan 1 amnion atau jarang sekali 2 chorion dan 2 amnion.
Semua ini tergantung pada saatnya pemisahan. Kalau pemisahan terjadi sangat
dini ialah pada stadium 8-12 sel maka mungkin terjadi 2 amnion, 2 chorion dan 2
placenta.
Kalau terjadi lebih
lambat tapi sebelum hari ke 7 maka terjado 1 chorion dan 2 amnion. Kalau
pemisahan terjadi antara hari ke 7 dan hari ke 13 setelah fertilisasi maka
terjadi 1 chorion dan 1 amnion dan pemisahan sesudah hari ke 13 menghassilkan
kembar siam.
Untuk membedakan antara
kehamilan kembar satu telur dan kehamilan kembar dua telur dapat dijadikan
pegangan :
Kehailan
kembar satu telur
|
Kehamilan
kembar dua telur
|
Selalu sama
jenis kelaminnya rupanya mirip (seperti bayangan)
Golongan darah
sama
Cap tangan dan
kaki sama
Plcenta 1,
chorion I, amnion 2 atau placenta I, chorion I, amnion I.
|
Jenis kelamin
tidak usah sama
Persamaan
seperti adik dan kakak
Golongan darah
tidak usah sama
Cap tangan dan
akaki tidak sama
Placenta 2,
chorion 2, amnion 2.
|
e.
Diagnosis
Untuk
menegakkan diagnosis maka perlu dilakukan:
1)
Anamnesis : ibu
merasa bahwa perutnya lebih besar dari kehamilan biasa dan pergerakan anak
lebih sering terasa, keluhan subjektif lebih banyak seperti perasaan berat,
sesak nafas, bengkak kaki.
2)
Inspeksi : perut
lebih besar dari usia kehamilan.
3)
Palpasi : fundus
uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan. Teraba 3 bagian besar atau lebih atau
teraba 2 bagian besar berdampingan.
4)
Auskultrasi :
terdengar bunyi jantung anak pada 2 tempat yang sama jelasnya, perbedaan
frekuensi sekurang-kurangnya 10/menit dihitung pada saat yang sama
5)
Rontgen : tempat
2 buah kerangka anak. Sebaiknya foto rontgen dibuat pada bulan ke 7 agar rangka
janin tampak jelas.
6)
Utrasonografi :
kehamilan kembar sudah dapat didiagnosis sejak minggu ke 6 sampai ke 7.
Periksa dalam : kemungkinan teraba kepala yang sudah
masuj kedalam rongga panggul, sedangkan diatas simfisis teraba bagian besar
(Obstetri patologi; 54. (Buku askeb 4:228).
f.
Penyulit
kehamilan kembar
Jika ibu didiagnosa mengalamiu kehamilan kembar,
maka penyulit yang mungkin timbul adalah; ibu dapat mengalami hidramnion,
dengan adanya hidramnion meninggikan kematian bayi yang kemungkinan karena
hidramnion mengakibatkan persalinan kurang bulan, Gestosis lebih sering
terjadi, anemia, diakibatkan karena kebutuhan anak lebih banyak dan mungkin
karena kurang nafsu makan, persalinan kurang bulan, diakibatkan karena
pergangan rahim yang berlebihan (Obstetri patologi;55. (Buku askeb 4:227).
g.
Perawatan
kehamilan
Perawatan pada ibu dengan kehamilan kembar adalah
anjuran mengenai pengurangan aktivitas fisik yang berlebihan pada minggu 28
agar menurunkan terjadinya persalinan kurang bulan, istirahat kerja baru
diberikan pada minggu ke-34, jangan melakukan perjalanan yang jauh, istirahat
cukup, tidak melakukan koitus pada 3 bulan terakhir, diet makanan rendah garam,
anjuran pemeriksaan antenatal yang lebih sering, pemberian tablet Fe untuk
menghindari anemia dan periksa lab 3 bulan sekali (Obtetri patologi;55 (Buku
askeb 4:228).
Letak anak dalam kehamilan kembar, kedua anak dalam letak
kepala, seorang anak dalam letak kepala dan seorang lagi dalam letak sungsang,
keduanya dalam letak sungsang, seorang memanjang dan seorang lagi letak muka
atau presentasi majemuk yaitu adanya anggota disamping kepala (Obstetri
patologi:55 (Buku askeb 4:229).
h.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang ditemukan pada umumnya adalah
rahim tumbuh lebih besar dari usia kehamilan dan penambahan berat badan ibu
yang mencolok sebanyak 18-23 kg yang tidak disebabkan karena bengkak atau
obesitas. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan janin multipel serta
terdengarnya 2 denyut jantung janin dalam rahim.
i.
Faktor Risiko
Faktor
yang mempengaruhi frekuensi kehamilan kembar
1.
Bangsa Afrika memiliki frekuensi kehamilan kembar lebih tinggi dari kulit putih
2.
Keturunan (keturunan kembar dari pihak
bapak tidak meningkatkan kemungkinan kehamilan kembar)
3.
Umur semakin tinggi umur semakin tinggi frekuensinya (> 35 tahun), setelah
umur 40 tahun frekuensi kehamilan kembar menurun lagi
4.
Paritas (angka kehamilan) ibu à frekuensi kehamilan kembar meningkat sesuai
dengan paritas ibu
5.
Waktu kemungkinan kehamilan kembar meningkat sesaat setelah penghentian
kontrasepsi pil
6.
Terapi infertilitas à baik menggunakan obat peningkat kesuburan ataupun In
Vitro Fertilization <IVF> (bayi tabung). Obat-obatan dapat merangsang
indung telur untuk mengeluarkan telur lebih dari satu yang dapat dibuahi pada
waktu yang sama. IVF adalah prosedur memasukkan embrio multipel ke dalam rahim
untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan. Sekitar 25-30% kehamilan dari IVF
adalah kembar, 5% triplet (kembar 3), dan <1% adalah kuadriplet (kembar 4)
ata
j.
Komplikasi
terhadap Ibu dan Janin
Tingginya mortalitas perinatal yang berkaitan dengan
kehamilan kembar, sebagian besar terjadi akibat komplikasi kehamilan, seperti
awitan persalinan prematur, restriksi pertumbuhan intrauterus, dan komplikasi
pelahiran.
Hamil lebih dari 1 janin akan meningkatkan risiko
selama kehamilan, baik bagi janin maupun ibu. Kehamilan kembar
berisiko memiliki kelainan
dalam kandungan dan
penyakit keturunan. Karenamereka pada umumnya lahir prematur,
maka janin kembar biasanya memiliki masalah lebih banyak setelah lahir. Kembar
monozigot adalah kehamilan yang berisiko tinggi untuk terjadinya Twin to Twin klik
dokter
k.
Pemeriksaan penunjang
Sesudah
kehamilan kembar dicurigai melalui pemeriksaan fisik, maka pemeriksaan
penunjang berupa ultrasonografi (USG) dilakukan untuk memastikan. Pemeriksaan
serum alfa-fetoprotein juga meningkat (> 4 kali normal) pada kehamilan
kembar. Peningkatan hormon hCG juga dapat menjadi penunjang untuk kehamilan
kembar. Pemeriksaan roentgen abdomen (perut) dapat juga dilakukan untuk melihat
kehamilan kembar. Pada akhir triwulan
pertama atau awal
triwulan kedua, janin
dapat diperiksa kemungkinannya menderita kecacatan ataupun
penyakit keturunan.
.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ketuban pecah dini
(KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal
ini dapt terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.
KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang
adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan (Buku
askeb 4:230).
Polihidramnion/Hidramnion
adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuba jauh lebih banyak dari normal
yaitu biasanya > 2000 cc. Jenis hidramnion ada yang akut dan polihidramnion
kronis (Buku askeb 4:233).
Oligohidramnion adalah
suatu keadaan dimana air ketuban sangbat sedikit yakni kurang dari normal,
yaitu kurang dari 500 cc. Insidensi 5-8% dari seluruh kehamilan (Buku askeb
4:232).
Kehamilan 2 telur atau
dizigot: dimana 2 buah sel telur dibuahi oleh sperma. Kedua sel dapat berasal
dari 1 ovarium atau masing-masing ovarium yang berlainan jenis kelamin tidak
sama, persamaan seperti adik dan kakak, golongan darah bisa berbeda, cap tangan
dan kaki tidak sama, plasenta 2, korion 2, amnion 2 (Buku askeb 4:227).
Daftar Pustaka
MMK,Ai yeyeh Rukiyah,S.Si.T.MMK,Lia
Yulianti,Am.keb.2010.Asuhan Kebidanan 4
(Patologi).Jakarta:Trans Info Media
Fraser,Diane M.Cooper,Margaret A.2009.Buku Ajar Bidan Myles.Jakarta:EGC
Sarwono Prawirohardjo.2010.Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Buku Patologi Unpad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar